Kolom ini disediakan untuk menampung cerita tentang leluhur , orang tua, saudara , pengalaman terbaik dari kita yang nantinya bisa dipakai untuk suri tauladan anak cucu kita
Bisa juga dilengkapi dengan foto foto jaman dahulu kala.
ini Cerita kiriman dari cucu wayah eyang Tirto Soebroto
IV.4.1.4. Doni
https://teropongreyog.blogspot.com/2016/10/mbah-wo-manding-ritual-bedhol-pusaka.html
PONOROGO (TEROPONGREYOG) – Rangkain menjelang digelarnya kirab pusaka dan pawai budaya dalam rangka Grebeg Suro Kabupaten Ponorogo digelar Kirab Bedhol Pusaka. Tahun ini, Ritual Bedhol Pusaka terlihat lain dari tahun sebelumnya, karena pada tahun ini melibatkan para sesepuh Ponorogo, abdi dalem dan Prajurit Kraton Surakarta, Sabtu (01/10/2016) dini hari.
ini tentunya mendapat apresiasi dari berbagai pihak. Seperti disampaikan KRT Joni, atau yang akrab disapa Mbah Wo. Secara pribadi, tokoh sesepuh Ponorogo ini kepada Madia Mataraman menyampaikan apresiasinya terhadap ritual bedhol Pusaka yang digelar dengan berjalan kaki. Dia sangat mendukung ritual tersebut, karena dengan berjalan kaki akan lebih muncul nilai religiusnya.
“ini sangat bagus sekali mas, meskipun berjalan kaki dan saya sendiri sudah tua, tapi saya tetap semangat mengikuti rangkaian bedhol Pusaka. Dengan berjalan kaki, maka nilai religi yang sesungguhnya menjadi lebih terasa, dan memang seperti inilah seharusnya,”terang mbah Wo Manding, Desa Turi Kecamatan Jetis ini kepada Media Mataraman.
Lebih lanjut menurit Mbah Wo, sebagai sesepuh dan bagian dari abdi dalem Surakarta yang juga ikut serta dalam ritual kirab Bedhol Pusaka, dirinya menyampaikan teriakasih kepada Bupati Ponorogo H. Ipong Muchlissoni yang telah melestarikan dan memunculkan kembali nilai-nilai budaya religi warisan para leluhur.
“Semoga ditahun-tahun selanjutnya ritual bedhol pusaka juga dilakukan dengan berjalan kaki seperti ini, karena di Ponorogo, bulan Suro identik dengan Laku dan Tirakatan, dan inilah salah satunya,” ujar Mbah Wo.
Diketahui, dalam Kirab Bedhol Pusaka Ponorogo dalam rangkaian Grebeg Suro selain dilakukan dengan berjalan kaki, tahun ini juga melibatkan tokoh sesepuh, Abdi Dalem dan parajurit dari Kasuhunan Surakarta. Mereka bertugas mengawal kirab tiga Pusaka Ponorogo dari Kota Tengah menuju yang akan disemayamkan di Makam Eyang Bathara Katong di kota wetan.
Ritual bedhol Pusaka ini dimulai tepat pukul 24.00 WIB, diawali dari rumah Dinas Bupati Ponorogo H. Ipong Muchlissoni dengan sebuah upacara penyerahan tiga Pusaka Ponorogo Sabuk Cinde Puspito, Payung Songsong Tunggul Wulung dan Tombak Tunggul Nogo kepada pembawa pusaka yang selanjutnya dilakukan rutual kirab. (warok)
ini tentunya mendapat apresiasi dari berbagai pihak. Seperti disampaikan KRT Joni, atau yang akrab disapa Mbah Wo. Secara pribadi, tokoh sesepuh Ponorogo ini kepada Madia Mataraman menyampaikan apresiasinya terhadap ritual bedhol Pusaka yang digelar dengan berjalan kaki. Dia sangat mendukung ritual tersebut, karena dengan berjalan kaki akan lebih muncul nilai religiusnya.
“ini sangat bagus sekali mas, meskipun berjalan kaki dan saya sendiri sudah tua, tapi saya tetap semangat mengikuti rangkaian bedhol Pusaka. Dengan berjalan kaki, maka nilai religi yang sesungguhnya menjadi lebih terasa, dan memang seperti inilah seharusnya,”terang mbah Wo Manding, Desa Turi Kecamatan Jetis ini kepada Media Mataraman.
Lebih lanjut menurit Mbah Wo, sebagai sesepuh dan bagian dari abdi dalem Surakarta yang juga ikut serta dalam ritual kirab Bedhol Pusaka, dirinya menyampaikan teriakasih kepada Bupati Ponorogo H. Ipong Muchlissoni yang telah melestarikan dan memunculkan kembali nilai-nilai budaya religi warisan para leluhur.
“Semoga ditahun-tahun selanjutnya ritual bedhol pusaka juga dilakukan dengan berjalan kaki seperti ini, karena di Ponorogo, bulan Suro identik dengan Laku dan Tirakatan, dan inilah salah satunya,” ujar Mbah Wo.
Diketahui, dalam Kirab Bedhol Pusaka Ponorogo dalam rangkaian Grebeg Suro selain dilakukan dengan berjalan kaki, tahun ini juga melibatkan tokoh sesepuh, Abdi Dalem dan parajurit dari Kasuhunan Surakarta. Mereka bertugas mengawal kirab tiga Pusaka Ponorogo dari Kota Tengah menuju yang akan disemayamkan di Makam Eyang Bathara Katong di kota wetan.
Ritual bedhol Pusaka ini dimulai tepat pukul 24.00 WIB, diawali dari rumah Dinas Bupati Ponorogo H. Ipong Muchlissoni dengan sebuah upacara penyerahan tiga Pusaka Ponorogo Sabuk Cinde Puspito, Payung Songsong Tunggul Wulung dan Tombak Tunggul Nogo kepada pembawa pusaka yang selanjutnya dilakukan rutual kirab. (warok)
https://drive.google.com/drive/folders/10rgRrSCrV3gi_moV3e4OaIJga6k1Hu0kKe Besar MB Tirto Soebroto
Masuk
BalasHapusSippp lancar terus
BalasHapusMatur suwun mas izzul motifasinya
BalasHapusmatur suwunad moor
BalasHapus